CAHYO NUR HAFNI
Tertiup angin semilir berhembus menyambut sang bagaskara menampakkan senyuman cerahnya bersama semerbak nyanyian bunga-bunga yang mekar termanik berlian embun-embun pagi yang melantunkan kesejukkan hati. Termelodi kicauan dilema-dilema burung bersahutan memadu kasih di pagi hari. Dan terurai cahaya menembus kaca memantulkan keramahan pagi.
“tar!!!tar!!!tar!!!duerr!!!”terdengar suara barang pecah dari dalam sebuah kamar. Tetapi sesungguhnya itu adalah suara alarm dari handphone milik Joey yang menunjukkan bahwa waktunya bangun. “Joey.! Joey! Bangun sudah siang!” teriak suara ibu Joey dari dapur. “Iya bu” dengan nada yang masih mengantuk Joey coba bangkit dari tidurnya dan bergumam sendiri,”Ibu, baru jam segini udah dibangunin, emang jam berapa sih kok sudah siang. Perasaan masih pagi.” Dengan kagetnya Joey melihat jam dinding kamarnya,”Hah?jam setengah tujuh. Mati aku. Aku ada janji.”dengan tergesa-gesa Joey mandi lalu berangkat untuk bertemu dengan teman-temanya yang rencananya hari ini akan futsal. Janjian ketemu di depan gerbang sekolah.
....
Sambil berlari menghampiri teman-temanya. Tanpa sengaja dia menabrak seorang cewek yang berjalan berlawanan arah dengannya. Cewek itu sambil memegang sekuntum bunga melati yang indah. Saat menabrak bunga iu jatuh dan terinjak oleh Joey tanpa disengaja.”Maaf, maaf aku gak sengaja, aku tergesa-gesa” dengan tanpa jawaban cewek itu meninggalkan Joey tanpa sepatah kata pun dengan pandangan yang sayub seakan kecewa. “Hei, dik aku minta maaf jangan marah ya” cewek itu tak menghiraukan Joey dan mempercepat langkah kakinya.”Waw misterius banget, penasaran aku.” Tiba-tiba dari belakang “dug!!!” sebuah bola menimpa kepala Joey dan terdengar teriakkan,”Hoey, ngapain lo bengong Jo? Kesambet setan lo?” Joey yang terbawa lamunannya kaget dan tersadar sambil mengambil bola dan menuju kearah teman-temannya.”Eh maaf jadi gak sih kita main?” dengan nada tanpa bersalah Joey menanyakan pada teman-teman yang sesungguhnya dia yang memperlambat acara.”Eh anak ini, halooo. Bangun mas bangun. Lo tu yang kita tunggu malah Tanya ya sudah cabut sekarang keburu dipakai club lain.” Mereka berangkat menuju lapangan futsal.
….
Ditengah-tengah permainan Joey masih belum konsentrasi penuh. Bayangan dia hanya kepada cewek tadi yang dia tabrak. Begitu misteriusnya cewek itu sehingga membuat Joey selalu terpikirkan dan dia merasa sangat bersalah karena telah merusak bunganya tadi. Joey pun tiba-tiba berencana ingin mengganti bunga itu. Tetapi dia belum tahu cewek itu rumahnya dimana, sekolah dimana, namanya siapa. Karena tadi tanpa basa-basi cewek itu segera menghindar dan hanya melirik Joey sesekali saja. Tiba-tiba untuk yang kedua kalinya”duggg!” sebuah tendangan bola keras menepuk kedua mukanya tepat simetris ditengah-tengah muka Joey.”Hoe joey lo kenapa? Kenapa lo terima pakai wajah? Di sundul tauk. Ah lo gak konsen fren. Ada apa?” sahut temanya dari belakang yang melihat Joey hari ini latihan tak seperti biasanya. Joey mengusap mukanya dan tanpa disadari hidungnya berdarah terkena bola tadi. ”Aku gak papa Cuma agak gak fit aja sob.” Darah masih menetes sedikit demi sedikit dari hidungnya dan dia bersihkan lalu mereka melanjutkan permainan futsal mereka. Setelah selesai bermain mereka duduk di basecamp sambil melap keringat dan minum. Joey mendekati salah satu temanya yang sangat akrab namanya Hendy.”Hen, lo tau gak cewek yang aku tabrak tadi?” Joey memberanikan diri bertanya pada Hendy karena Joey semakin penasaran dan merasa bersalah.” Oh cewek tadi? Aku tahu siapa dia, emang kenapa? Naksir ya? Weleh jangan-jangan lo gak konsen latihan tadi gara-gara cewek itu? Wah lo, gak usah dipikirkan bro.” Joey tertunduk malu dan sambil menyeka keringat dan sedikit darah di hidungnya.”Yee enak aja, aku bukanya naksir tetapi aku merasa bersalah telah menginjak bunga yang dibawanya tadi, karena aku melihat pandangan kekecewaan diwajahnya dan aku berencana untuk menggantinya juga minta maaf kepadanya masalahnya tadi dia terus pergi begitu saja. Kau tahu dimana alamatnya?” Joey pun berusaha mencari tahu selain dia mau minta maaf tetapi dia juga ingin lebih dekat atau mungkin jadi sahabatnya.”Owh tahu aku dia orang sini. Deket rumahku tuh rumahnya. Dia memang senang bunga-bunga. Dan dia itu sekolah satu SMA sama kita lo. Masa lo gak tahu ?” Hendi berusaha memberitahu Joey detailnya. Hingga mereka pulang menyudahi latihan hari itu.
….
Sebelum kembali kerumah, Joey mampir dahulu kerumah Hendy seperti biasanya habis latihan mampir. Sekedar mandi, minum, main komputer dan nonton televisi juga ngobrol. Biasa anak cowok kalo lagi kumpul yang dibicarakan ya tentang cewek, kalau tidak itu tentang teknologi, dan otomotif. Setelah selesai mandi mereka istirahat di teras lantai atas rumah Hendy. Sambil ngemil mereka mengobrol. Joey memulai pembicaraan bertanya tentang kondisi rumah. “Bokap dan nyokap kau kerja Hen?” seperti biasanya Joey selalu menanyakan kedua orang tua Hendy karena Joey dan kedua orang tua Hendy begitu akrab. Joey sudah dianggap seperti anak mereka sendiri.”Ya, betul bro lagi pada kerja. Baru aja berangkat biasanya juga jam setengah sembilan. Ya ternyata gini ya boring libur lama, tinggal nunggu pengumuman UAN, huft gak terasa perasaaan baru masuk skul di SMA, eh ternyata kita udah mau lulus. Lo jadi ke Australi Joey? Jadi Ikut pamanmu?” Hendy dengan yang sedikit capek karena terlalu lelah setelah futsal tadi dan mereka mengobrol dengan santainya. “Ya gini bro enakan masuk skul ketemu teman-teman. Iya aku mau pergi kesana tapi ya gak tau juga jadi apa gak masalahnya aku cuma harus menyelesaikan kontrakku disini selama satu tahun dengan klub basketku itu. Dan aku juga gak bisa main cabut aja.” mereka terhening sejenak Hendy masuk rumah untuk memutar musik karena dari tadi sepi sekali gak ada suara apa-apa hanya kendaraan berlalu lalang di depan rumah. Tiba-tiba Joey bertanya,”Oya Hen, katamu cewek yang aku tabrak tadi rumah disini. Dimana? Jauh gak?” Joey yang teringat kejadian tadi pagi dia kembali menanyakan cewek itu yang begitu misterius untuknya. “Oh Indriyas to, tuh situ bawah situ tiga rumah sebelah kanan lo, rumah yang bercat hijau.” Joey pun terbangun dan di pinggir pagar lantai atas dia berusaha menengok dan melihat rumah itu. ”Oh Indriyas to namanya, nama yang indah. Oh itu rumahnya. wah banyak sekali bunga-bunganya indah-indah ngapain kau gak ngenalin aku kalau punya tetangga rupawan. Hehehehe becanda bro.” mereka tertawa bersama bercanda ria. Dan Joey masih memandangi rumah itu sesekali berharap Indriyas keluar dari rumah dan dia bisa memandang dari lantai atas rumah Hendy. Dan lamunan Joey terkagetkan oleh suara Hendy yang dari belakangnya membawa minuman.”Hoe, Paijo ngapain lo ngalamun? Nunggu indriyas keluar ya? Hahaha gela lo. Ini jam berapa. Indriyas tu ya lagi sekolah. Yang liburkan cuma kita yang kelas tiga doank. Dia kan kelas satu ya di skul lah, wah kamu ini baru aja cerai uda mau kawin lagi hahahaha”. Joey yang kaget dan sempat bingung mengapa Hendy bisa tahu jalan pikirannya. Lalu dengan nada grogi ditambah kaget dia menjawab sekenanya,”Hus, kamu tu ada-ada aja. Yang kawin cerai siapa? Sante aja teman. Aku itu sudah merasa cukup untuk mengenal apa itu cewek dan saat usia seperti kita ini bukan saatnya memilih atau dipilih tetapi saatnya mengenal dan dikenal agar kita dapat mengidentifikasi setiap orang, cewek, dan teman agar kita bisa mengetahui karakter orang-orang.” Joey ceramah didepan Hendy dan merekapun bercanda dengan mendengarkan musik top manca yang baru dibelinya kemarin dipasar asli bajakan. Setelah siang Joey pamitan pulang.
….
Setelah pulang dari rumah Hendy Joey tertidur sampai sore. Bangun tidur tidaknya mandi atau makan malah menghidupkan netbooknya untuk online facebook. Dia membuka facebook dan ada 23 pemberitahuan baru, dan satu permintaan pertemanan.karena lagi males dia mengabaikan semua itu. Tetapi dia menyempatkan membuka permintaan pertemanan, ternyata mantannya kekasihnya dulu yang sudah dihapusnya tetapi meminta kembali menjadi teman. Ditolaknya permintaan itu karena dia masih sakit hati akan pengkhianatan perlakuan mantan kekasihnya itu yang meninggalkanya lari dengan cowok lain. Setelah mengabaikannya Joey teringat akan Indriyas lalu menulis status,“Wahai kau Gadis Melati Putih, aku memohon maaf padamu atas ketidaksengajaanku merusak bunga yang menawan itu.” Setelah itu Joey dipanggil ibunya karena sudah sore dan belum makan. Setelah kembali dia menerima dua pemberitahuan baru yang semuanya dari temanya Hendy yang berisikan,”mukelo jauh sob” yang satunya berisi,”sabar aja sob gak papa paling cuma ngambek dan benci sama lo…...hehehehe.” Joeypun tiba-tiba takut jika itu benar. Entah apa yang dirasakan Joey cewek itu begitu lain. Dan Joey membalasnya yang berisikan bahwa dia besok ingin mengajak Hendy mencari sesuatu ke toko “Agrothorium”. Hendy tak tahu maksudnya apa tetapi dia menyetujuinya.
….
Pagi-pagi sekali Joey sudah bangun sudah mencuci motornya. Dia kelihatan bersemangat sekali kebetulan ini hari minggu dia yakin Indriyas ada dirumah. Joey berencana membeli bunga satu pot untuk permohonan maafnya pada Indriyas. Setelah selesai semuanya Joey menuju rumah Hendy. Dengan ngebut dia memacu motornya kerumah Hendy itung-itung memanaskan mesin dalam pikirnya. Dan joey sudah sampai dirumah Hendy dengan cepat dan mengerem mendadak didepan rumah Hendy yang saat itu masih sepi dan berbunyi”ciiiiiiiiiiiiiitttttttttttt” agak keras karena remnya masih basah. Dan sejenak berhenti lalu menelepon Hendy dari luar pagar. Baru akan menelepon ayah dan ibu Hendi sudah didepanya habis Jogging. Joey sedikit kaget dan menyapa,”Pagi Om, Tante habis lari pagi ya? Rajin sekali serasi pula.” dengan bercanda karena akrabnya, Joey dan kedua orang tua Hendy mengobrol,”iya nak Joey kamu ini bisa aja, mau kemana pagi-pagi gini sudah mau tancap gas? mentang-mentang suah libur saja maen sesuka hati, yakin kalau lulus?hahaha” mereka betiga bercanda layaknya keluarga karena keakraban mereka. Dan tiba-tiba Hendy keluar dari pagar, ia pun berdandan sudah rapi dan meyakinkan layaknya seorang actor yang akan pentas.”Weh bro, lo udah sampe sini? Pagi amat. Emang jadi kita mau pergi? Kebetulan banget aku sudah rapi.” Hendy berjalan sambil menuju Joey lalu berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi dengan Joey. “Iya tante mumpung bebas dan harap-harap cemas nunggu pengumuman dan juga gak baik kalau dipikirkan terlalu Tante dan kami yakin Lulus 100%. Luar biasa. Nilai 10.hehehe.” dengan sedikit mengikuti kata-kata motivasi dari sekolah Joey yang saking terlalu bersemangat dia sambil mengangkat genggaman tangan layaknya pejuang yang mau perang yang meneriakkan kata,”merdeka!”. Lalu Joey bicara sama Hendy ,”Wah iya teman, ni gak tahu. lagi semangat.” Dan Hendy berpamitan ke kedua orang tuanya mungkin akan pulang sore karena mereka akan mencari sesuatu dan Joey pun berpamitan dengan kedua orang tua Hendy sambil mnenghidupkan motor dan mereka berlalu.
….
Tiba-tiba Joey membelokkan motornya di salah satu toko bunga”Agrothorium” dan mereka turun dari motor juga masuk. Hendy sedikit kaget tetapi dia baru tahu maksud pesan Joey kemarin yang ingin mengajaknya ke toko bunga tetapi tidak dipedulikan, Hendy kira hanya bercanda saja. Dan merekapun masuk. Joey sedikit berbisik pada Hendy,”Hen, kira-kira Indriyas suka bunga apa ya?kasih tahu aku donk biar aku tidak bingung.” Sambil tersenyum dan memandang sekitar yang penuh dengan bunga-bunga anthorium yang besar-besar yang tingginya sama dengan mereka malahan lebih tinggi. Mereka berjalan menuju tempat pembibitan Bunga anggrek, mawar dan kamboja.” O…ternyata lo ngajak kesini cuma karena Indriyas to. Menurut aku dia suka semua bunga. Karena dihalaman rumahnya menurutku dia tidak membeda-bedakan bunga tetapi yang aku tahu dia suka bunga mawar. Sebentar yakin lo mau lakukanya minta maaf langsung? Oya aku belum kasih tahu sesuatu hal ke lo nanti saja.” Mereka lalu bertemu dengan pemilik toko tersebut lalu mengobrol, joey pun sedikit menceritakan alasan mereka membeli bunga karena Joey yakin pemilik toko lebih tahu bunga apa yang cocok. Lalu pemilik toko menyarankan untuk memberikan bunga mawar yang berwarna tiga macam dalam satu pohon dan itu merupakan bibit uji coba dari toko tersebut yang menggabungkan ketiga warna bungan yaitu merah, ungu, dan putih dan dijamin berhasil. Joey menyetujuinya mereka membelinya dan beranjak pergi.
....
Sebelum kerumah Indriyas, mereka pulang kerumah Hendy dahulu untuk makan dan berdandan kebetulan rumah Hendy kosong kedua orang tuanya pergi arisan hendy tadi di SMS saat dijalan oleh ibunya. Joey setelah berdandan rapi dia berusaha merapikan dirinya, mendandani bajunya dan rambutnya sambil sesekali melihat tanaman bunga mawar yang dibelinya dan dia berharap juga yakin kalau itu cukup untuk meminta maaf dan dia berharap bisa mengenal indriyas lebih jauh. Joey juga berharap bisa menjadi sahabatnya walau sebenarnya dia mengharap lebih. Tetapi sekarang dia berprinsip,”Saat ini belum saatnya untuk memilih pasangan tetapi mengenal pasangan kita walau suka sebesar apapun akan cinta tetapi tetap menjaga perasaan.” Joey terbawa lamunannya kembali dan Hendypun dari belakang melihat Joey dengan menggelengkan kepala dalam batinnya mengerti kalau Joey tertarik dengan Indriyas, dan dia mengerti setelah membaca status Joey di facebook yang selalu berisikan “gadis melati putih” Hendy pun mengerti saat seperti ini dia membutuhkan seeorang yang memerhatikannya karena dia baru saja putus dengan kekasihnya. Dia merasa kasihan pada Joey sempat berhari-hari dia tak semangat setelah itu dan tanpa dimengerti mengapa sekarang setelah menabrak Indriyas kemarin dia menjadi semangat seperti dulu seakan-akan tak ada masalah. Semua anak-anak di SMA tahu apa masalah Joey dan semua temannya tahu bahwa Joey telah dikhianati oleh kekasihnya dulu, Hendy merupakan sarana curhat Joey jadi dia tahu sifat Joey. Dia coba bangunkan dari lamunan joey,”Eh bro, habis makan masih juga ngalamun. Wah ada yang gak sabar nih. Oya tadi aku mau ngomong kalau Indriyas itu orangnya Jutek sedikit Tomboy juga egois tetapi dia juga penyayang. Ati-ati aja lo kalau ditolak.hehehe karena sifatnya itu, banyak cowok yang gak berani dekat alias males ngladenin keegoisannya.” Joey terbangun dari lamunanya dan menatap kearah jam yang telah menunjukkan pukul sepuluh siang, tetapi suasana sedikit gelap berlapis mendung seakan mau hujan deras disertai petir.”He? ditolak? Emang aku mau ngapain? Aku menjadi temannya sudah cukup tidak perlu lebih. Selebihnya aku serahkan pada Tuhan.” Dengan nada sedikit pelan sambil memandang langit terlihat perasaan yang begitu besar yang ditahan dan dipendamnya. Hendy mengerti sebenarnya Joey suka sama indriyas dan melalui kata-kata Joey tadi Hendy tahu kalau Joey tidak ingin membuat dirinya terbelenggu cinta. Setelah persiapan selesai mereka bersiap.
....
Joey hanya menunggu Hendy di luar pagar rumah Indriyas karena dia msih malu dan belum tahu apakah Indriyas akan memaafkanya. “tok,tok,tok assalamualaikum.” Terlihat seorang cewek yang rupawan yang disukai Joey keluar dan menyambut Hendy didepan rumah. Mereka mengobrol sejenak. Dan Hendi mengirim SMS pada Joey kalau Indriyas ditinggal orang tuanya pergi ke luar kota dan indriyas di temani empat teman sekolahnya dirumah katanya sampai besok baru pulang. Lalu Hendy mengutarakan apa maksud kedatanganya. Dengan penuh harap Joey menunggu didepan pagar. Tiba-tiba Indriyas keluar dengan tampang sedikit marah dan menemui Joey dari dalam pagar.” Eh mas, kamu jangan mentang-mentang cowok favorit diskull, kamu bisa seenaknya sendiri ya. Coba mas bayangkan sesuatu yang kita harapkan dan tunggu-tunggu dihancurkan begitu saja. Asal tahu saja mas itu bunga melatiku yang mekar pertama hadiah dari Om ku dari Singapura. Dan kau telah menginjaknya. Terima kasih!” sedikit membentak dan berpaling Indriyas membuat Joey pun terpeanjak tak tahu apa yang akan diperbuat. Permohonan maafnya tidak diterima. Hendy dan teman-teman dari dalam pagar mencoba menenangkan Indriyas. Joey pun hanya bisa terduduk dipinggir jalan dan tiba-tiba terdengar suara rem mobil yang keras sekali ”ciiiiiiittttttttttt!!!! Dug!” suara rem dan hantaman ke kap mobil terdengar keras ternyata Joey sedang menyelamatkan seekor kelinci yang meloncat-loncat ketengah jalan dan Joey pun hampir tertabrak tetapi dia meloncat ke kap mobil sambil memeluk kelinci itu. Lalu Hendy, Indriyas juga teman-temanya keluar untuk melihat ternyata itu kelinci milik Indriyas yang sangat disayanginya, yang dicarinya dari tadi pagi dan sekarang sudah dipelukkan dan diselamatkan Joey yang hampir tetabrak mobil. Joey berkata dengan sopan dan sedikit menyindir supir mobil,”Pak jalannya kurang cepat, mending bagus lagi kalau mobil bapak gak pake rem tambah seru pak. Dan tuh rambu lalu lintas gak lihat ya. ”. sambil menunjuk rambu kalau ada peringatan banyak anak kecil berlalu lalang. Dan mobil itu berlalu. Indriyas mendekat pagar dan Joey menyerahkan kelincinya sambil bertanya,”Ini kelinci kamu ya, lucu sekali.” Dan Joey pun berharap indriyas mau memaafkanya. Tetapi apa yang diberikan kepada Joey dari indriyas yaitu bukan ucapan terima kasih tetapi keegoisanya,”Jangan harap aku memaafkanmu walau kau sudah menyelamatkan kelinciku.” Indriyas berlalu dan masuk. Hujan gerimis pun turun sambil kilat menyambar. Joey masih duduk dipinggir jalan tak tahu apa yang diperbuat hingga kesalahanya pun tak bisa dimaafkan. Hujan deras petir bersahutan Joey masih termenung duduk dipinggir jalan dan masih berharap maafnya. Hendy berada di dalam rumah Indriyas sambil memandang keluar dari kaca melihat temanya duduk di bawah hujan deras dan petir sambil memegang bunga yang dibelinya tadi. Saat hujan seperti ini Hendy mencoba menjelaskan tentang Joey. Akan semangatnya, penyesalannya juga perasaannya bahwa Joey suka sama Indriyas tetapi dia memaksakan hatinya untuk hanya bersahabat walau dia menginginkan lebih. Karena suasana yang begitu tenag Indriyas sedikit demi sedikit mengerti dan dia meneteskan air mata sambil memandang keluar jendela bahwa dia sudah begitu keterlauan memperlakukan Joey seperti itu. Dan sebenarnya Indriyas juga sedikit menyukai Joey dan dia mengerti akan diri Joey saat ini karena Indriyas juga tahu yang telah teradi pada Joey tentang pengalaman cinta joey yang telah dikhianati yang beritanya menyebar di sekolah. Setelah hujan reda indriyas membuka pintu mendekat Joey. Tampak tubuh Joey diam tanpa gerakan hanya nafasnya tersengal menahan dingin. Mulut Joey membiru karena kedinginan sedangkan tangannya masih memegang bunga dari tadi. “Mas Joey, mas kamu gak papa?mari mas masuk. Aku mengerti mas, maafkan aku juga telah memperlakukanmu seperti ini. Silahkan masuk mas dikeringkan dulu badanya.” Tanpa ada jawaban Joey masih terdiam dan memandangi bunga yang dia bawa lalu sambil memandang bunga dia berkata,”Terima kasih dik, aku hanya menunggu maaf darimu atas kesalahanku. Aku emang sudah mengecewakanmu. Terima kasih kamu sudah memaafkanku. Sebagai bukti kamu menerima maafku, tolong terima bunga dariku ini.” Sambil menyerahkan pot dan bunga itu. Joey tersenyum di bibirnya yang mulai membiru. Joey berterima kasih telah dipersilahkan masuk tetapi Joey berpamitan pulang. Hendy mendekat dan mereka pulang tetapi joey menyodorkan kunci motornya ke Hendy agar hendy yang didepan. Kaki Joey tidak bisa digerakkan tetapi dia berusaha senormal mungkin didepan Indriyas. Lalu mereka beranjak. Indriyas tersenyum. Dendamnya tiba-tiba lenyap. Hanya perasaan senang dan sebenarnya dia merasakan hal lain di hatinya saat didekat dan teringat Joey.
....
Joey diantar Hendy sampai rumah kebetulan rumah kosong Mungkin ayah Joey belum pulang dan ibunya sama adiknya pergi karena motornya yang satu juga tidak ada. Lalu setelah mengantar Joey sampai kamar. Joey istirahat. Walau badannya sakit, tak terasa apapun mungkin mati rasa karena terlalu dingin tetapi dalam hatinya puas karena dimaafkan oleh Indriyas. Lalu dia tertidur setelah ganti baju dan mengeringkan badan. Hendy pulang membawa motor Joey. Malam harinya Joey terbangun. Ternyata semua orang sudah tidur, badan Joey sedikit segar, agak tak terasa sakit hanya linu di persendian. Joey kedapur dan makan lalu setelah itu seperti biasa dia online. Karena waktu masih pukul jam sembilan barangkali masih ada teman yang online. Setelah log in facebook. Tak ada pemberitahuan apapun. Dia membaca status teman-teman dan dikomentari semua. Karena Joey juga sering disebut tukang komentar. Lalu ada satu permintaan pertemanan tak disadarinya itu adalah Indriyas yang menginginkan menjadi teman chat Joey. Diterimanya permintaan itu dan mereka chat saling memberi perhatian. Setelah selesai Joey tidur kembali.
....
Paginya Joey dan teman-temannya masuk sekolah mencari informasi PMB. Dan dia juga berencana memberikan tiket masuk pertandingan basket club yang Diikuti Joey dilaksanakan nanti sore mungkin sebagai penyemangatnya. Dan mereka ketemuan di sekolahan. Setelah bertemu Joey mengobrol sebentar dengan Indriyas dan ternyata Indriyas mau menerima tiket itu dan akan berjanji menonton pertandingannya. Dan Joey menawarkan agar kalau berangkat bersama Hendy lalu Indriyas menyetujuinya.
....
Sudah lama mereka dekat, mereka terlihat akrab dan Joey semakin suka dengan Indriyas. Dan Indriyas juga sama terlihat dari wajahnya. Tetapi Joey tidak ingin merusak hubungan mereka yang dekat ini. Walau sebesar apapun Joey akan memendam rasa itu dan dia yakin jika suatu saat mereka yakin jodoh mereka pasti bersama. Dan Joey pernah mengungkapkan hal itu juga pada Indriyas dan indriyas pun mengerti dan menyetujuinya. Joey sudah bersyukur bisa bersama saat ini sebagai sahabat yang selalu siap dan ada untuk Indriyas. Apapun yang indriyas minta tolong Joey berusaha memenuhinya. Dan Joey akan tetap Memendam rasa ini.(cahyo_rsbi@yahoo.co.id)
Posting Komentar
Komentar anda adalah masukkan bagi kami lets coment and thank you